Mengenal Beragam Model Pembelajaran di Era Digital
Pendidikanselamat datang sobat jendelainternet.com , pada kesempatan kali ini saya akan membagikan postingan tentang Mengenal Beragam Model Pembelajaran di Era Digital serta bagaimana cara penerapannya kepada siswa didik. Pembelajaran di era digital pada saat ini telah mengalami banyak perkembangan dan kemajuan yang signifikan. Salah satu hal yang patut diperhatikan adalah model-model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk memaksimalkan hasil belajar siswa. Nah berikut ini adalah beberapa model pembelajaran yang populer di era digital beserta contohnya:
1. Model Blended Learning
Model Blended Learning adalah kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring (online). Dalam model ini, siswa dapat belajar secara mandiri melalui platform pembelajaran daring seperti Zoom, Google Meet, Skype dan juga melakukan interaksi langsung dengan guru dan teman-teman sekelas dalam pembelajaran tatap muka.
Contoh: Seorang guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk menyelesaikan materi pembelajaran melalui platform online. Setelah itu, pada sesi pembelajaran tatap muka, siswa dapat berdiskusi dengan guru dan teman-temannya mengenai materi tersebut.
2. Model Collaborative Learning
Model Collaborative Learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk bekerja sama dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran. Dalam model ini, siswa dapat saling membantu dan mengajarkan satu sama lain.
Contoh: Sebuah kelas dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari beberapa siswa. Setiap kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dan mengajarkan hasil belajar mereka kepada kelompok lain.
3. Model Inquiry Learning
Model Inquiry Learning adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada proses pembelajaran dan penemuan siswa. Dalam model ini, siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi dan mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Contoh: Seorang guru dapat memberikan pertanyaan terbuka kepada siswa mengenai topik tertentu. Siswa kemudian diberikan kebebasan untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut melalui berbagai sumber, seperti buku, internet, dan wawancara dengan ahli.
Baca Juga : Mengoptimalkan Peran Teknologi dalam Proses Pembelajaran
4. Model Gamification Learning
Model Gamification Learning adalah model pembelajaran yang menggabungkan unsur-unsur permainan (game) dalam pembelajaran. Dalam model ini, siswa belajar melalui permainan yang dirancang khusus untuk mengajarkan materi pembelajaran, seperti Kahoot!, Quizizz, Quizlet, Wordwall, Educandy, Oodlu, Quizalize, Baambozle, Factile
Contoh: Seorang guru dapat menggunakan aplikasi belajar yang dirancang seperti permainan untuk mengajarkan siswa tentang konsep matematika. Siswa akan mempelajari materi tersebut melalui permainan yang menyenangkan dan menarik.
5. Model Personalized Learning
Model Personalized Learning adalah model pembelajaran yang menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan kecepatan belajar masing-masing siswa. Dalam model ini, siswa akan mempelajari materi sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya masing-masing.
Contoh: Sebuah program pembelajaran dapat dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan menyesuaikan materi pembelajaran dengan kecepatan belajar siswa. Program tersebut dapat memberikan tugas dan latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.
6. Model Flipped Learning
Model Flipped Learning adalah model pembelajaran yang membalikkan urutan tradisional pembelajaran. Dalam model ini, siswa akan mempelajari materi sebelumnya melalui platform online sebelum bertemu dengan guru untuk diskusi dan tanya jawab.
Contoh: Sebuah kelas dapat diberikan akses ke video pembelajaran sebelumnya yang telah direkam oleh guru. Siswa kemudian diminta untuk menonton video tersebut dan mencatat pertanyaan dan pemahaman yang mereka miliki. Kemudian, pada pertemuan berikutnya, siswa dapat bertanya langsung dengan guru mengenai materi tersebut.
7. Model Problem-Based Learning
Model Problem-Based Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah dalam pembelajaran. Dalam model ini, siswa diberikan masalah atau tantangan dan diminta untuk mencari solusi atau jawaban.
Contoh: Seorang guru dapat memberikan masalah atau tantangan kepada siswa dalam bentuk studi kasus yang terkait dengan materi pembelajaran. Siswa kemudian diminta untuk mencari solusi atau jawaban atas masalah tersebut dengan cara melakukan riset dan diskusi dengan teman-temannya.
8. Model Mastery Learning
Model Mastery Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan materi secara mendalam oleh siswa. Dalam model ini, siswa akan terus mempelajari dan mengulang materi sampai mereka benar-benar memahami dan menguasainya.
Contoh: Seorang guru dapat memberikan tugas atau latihan berulang kali kepada siswa sampai mereka benar-benar menguasai materi tersebut. Siswa kemudian diberikan tes untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memahami dan menguasai materi tersebut.
9. Model Experiential Learning
Model Experiential Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dalam pembelajaran. Dalam model ini, siswa akan mempelajari dan belajar melalui pengalaman yang dialami secara langsung.
Contoh: Seorang guru dapat membawa siswa ke lapangan untuk mengalami langsung materi yang dipelajari, seperti kunjungan ke museum, perusahaan, atau tempat wisata yang terkait dengan materi pembelajaran.
10. Model Project-Based Learning
Model Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada proyek atau proyek kolaboratif dalam pembelajaran. Dalam model ini, siswa diberikan tugas untuk mengerjakan proyek yang terkait dengan materi pembelajaran.
Contoh: Seorang guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membuat proyek kolaboratif, seperti membuat video presentasi tentang topik tertentu, membuat produk kreatif terkait dengan materi pembelajaran, atau mengadakan kegiatan terkait dengan materi pembelajaran.
Dalam penerapan model pembelajaran di era digital pada siswa, guru harus memastikan bahwa siswa memahami konsep dan manfaat dari model pembelajaran yang diterapkan dan memberikan dukungan yang diperlukan agar siswa dapat memperoleh manfaat yang optimal dari model pembelajaran tersebut.
Bagaimana Menerapkan Model Pembelajarannya di Era Digital
Penerapan model pembelajaran di era digital pada siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penjelasan Konsep Model Pembelajaran
Pertama-tama, guru harus memahami dan memahamkan konsep model pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa. Guru perlu memberikan penjelasan tentang cara kerja dan manfaat dari model pembelajaran tersebut.
2. Persiapan Materi Pembelajaran
Setelah itu, guru perlu mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa. Guru harus memastikan bahwa materi yang disampaikan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan dapat diakses dengan mudah.
3. Penggunaan Teknologi
Guru perlu memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk memfasilitasi penerapan model pembelajaran pada siswa. Misalnya, menggunakan aplikasi e-learning untuk Blended Learning atau aplikasi video konferensi untuk Virtual Classroom.
4. Pembagian Tugas dan Kelompok
Pada model pembelajaran Collaborative Learning, guru perlu membagi tugas dan membentuk kelompok-kelompok untuk memastikan siswa dapat bekerja sama secara efektif dalam menyelesaikan tugas.
5. Pengawasan dan Evaluasi
Guru harus memonitor dan mengevaluasi setiap langkah dalam penerapan model pembelajaran pada siswa. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa dapat memahami materi dan memperoleh manfaat yang diharapkan dari model pembelajaran yang diterapkan.
6. Adjustmen atau penyesuaian
Terakhir, jika ditemukan kekurangan atau kendala dalam penerapan model pembelajaran pada siswa, guru harus segera melakukan penyesuaian atau adjustment agar model pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Nah itulah beberapa model pembelajaran dan cara menerapkan di era digital beserta contohnya. Perlu diketahui juga setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karena itu, guru dapat memilih model yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi pembelajaran yang disampaikan. Semoga bermanfaat